Sampah Sebagai Pundi-Pundi Rupiah
Ada yang tau ini dimana? Apakah sesekali kita pernah tengok ke tempat ini?
Apa yang kalian lihat? Dan apa yang kalian rasakan?
Ribuan bahkan berton-ton sampah mejadi satu di tempat ini.
Kalian tau ini dimna?
Ini bukan Jakarta, atau Surabaya atau kota-kota besar lainnya
Melainkan ini di Jember..
Ya setiap harinya 20 Truck bahkan lebih mengangkut sampah hasil limbah pasar ataupun rumah tangga.
Bisa bayangin gak? Sampah yang menggunung itu? Yg membusuk sampai ribuan belatung menggerogoti dan mengerumuni sampah sampah sisa sayur atau makanan.
Kalian bisa bayangin?
Pagi menjelang siang - sore menjelang malam tiada hentinya truck memuat puluhan ton sampah setiap harinya.
Kalian bisa bayangin?
Semerbak Aroma tak sedap yang berada di TPA tersebut?
Aroma busuk yang tercium di hidung saya ketika saya berada di lokasi berton-ton sampah yang bahkan menggunung.
Siapa yang betah?
Saya? Tidak sama sekali. Bau busuk yang menyengat membuat saya beserta teman saya ingin rasanya beranjak pergi jauh dari tempat itu, ingin rasanya meng-cancel niatan saya untuk memotret HI.
Diluar ekspektasi saya, ketika saya tidak bisa bayangkan tempat ini sebegitu besarnya dipenuhi sampah-sampah.
Namun disisi lain..
Sebagaian masyarakat memperoleh nafkah dari pekerjaan tersebut.
Memungut sampah yg bisa di daur ulang, memilih sampah yang sekiranya bisa menjadikan pundi-pundi rupiah, ya pada intinya menjadikan sampah sebagai ladang rezeki mereka.
Dan menjadikan sampah sebagai mata pencaharian utama mereka.
Alahkah mulia nya pekerjaan yang mereka lakukan..
Apakah kalian yang pintar menulis, aktivis atau seorang yang hebat pernah menginjakkan kaki disini? Lalu menuliskan sesuatu deskripsi tentang kehidupan di balik tumpukkan ton sampah ini?
Saya kira, jarang sekali terjadi.
Waktu itu saya berkesempatan foto HI di salah satu TPA Jember... Ntah mengapa saya memilih objek masyarakat yang memilih kehidupan disana.
Ini salah satu bukti nyata bahwa di tempat yang menurut kita adalah tempat yang tidak layak sebagai tempat kerja. Namun, disisi lain ada beberapa masyarakat yang menggantungkan dirinya kepada sampah.
Ada yang tau ini dimana? Apakah sesekali kita pernah tengok ke tempat ini?
Apa yang kalian lihat? Dan apa yang kalian rasakan?
Ribuan bahkan berton-ton sampah mejadi satu di tempat ini.
Kalian tau ini dimna?
Ini bukan Jakarta, atau Surabaya atau kota-kota besar lainnya
Melainkan ini di Jember..
Ya setiap harinya 20 Truck bahkan lebih mengangkut sampah hasil limbah pasar ataupun rumah tangga.
Bisa bayangin gak? Sampah yang menggunung itu? Yg membusuk sampai ribuan belatung menggerogoti dan mengerumuni sampah sampah sisa sayur atau makanan.
Kalian bisa bayangin?
Pagi menjelang siang - sore menjelang malam tiada hentinya truck memuat puluhan ton sampah setiap harinya.
Kalian bisa bayangin?
Semerbak Aroma tak sedap yang berada di TPA tersebut?
Aroma busuk yang tercium di hidung saya ketika saya berada di lokasi berton-ton sampah yang bahkan menggunung.
Siapa yang betah?
Saya? Tidak sama sekali. Bau busuk yang menyengat membuat saya beserta teman saya ingin rasanya beranjak pergi jauh dari tempat itu, ingin rasanya meng-cancel niatan saya untuk memotret HI.
Diluar ekspektasi saya, ketika saya tidak bisa bayangkan tempat ini sebegitu besarnya dipenuhi sampah-sampah.
Namun disisi lain..
Sebagaian masyarakat memperoleh nafkah dari pekerjaan tersebut.
Memungut sampah yg bisa di daur ulang, memilih sampah yang sekiranya bisa menjadikan pundi-pundi rupiah, ya pada intinya menjadikan sampah sebagai ladang rezeki mereka.
Dan menjadikan sampah sebagai mata pencaharian utama mereka.
Alahkah mulia nya pekerjaan yang mereka lakukan..
Apakah kalian yang pintar menulis, aktivis atau seorang yang hebat pernah menginjakkan kaki disini? Lalu menuliskan sesuatu deskripsi tentang kehidupan di balik tumpukkan ton sampah ini?
Saya kira, jarang sekali terjadi.
Waktu itu saya berkesempatan foto HI di salah satu TPA Jember... Ntah mengapa saya memilih objek masyarakat yang memilih kehidupan disana.
Ini salah satu bukti nyata bahwa di tempat yang menurut kita adalah tempat yang tidak layak sebagai tempat kerja. Namun, disisi lain ada beberapa masyarakat yang menggantungkan dirinya kepada sampah.
Sampah Sebagai Pundi-Pundi Rupiah
Reviewed by Alfiyah Rachma
on
October 18, 2017
Rating:
No comments: